SELAMAT DATANG DI FKA ESQ PAPUA " Sekretariat : Jl. Drs.Krisno No. 4 Angkasapura - Jayapura Telp. 0967-522999 Fax. 0967-521058 Telp / Fax :0967-534941, 550661"

Rabu, 25 Februari 2009

ESQ adalah konsep hidup masa depan

ESQ adalah konsep kecerdasan yang menggabungkan tiga kecerdasan IQ, EQ dan SQ. Kecerdasan terakhir yang ditemukan (SQ) walau baru ditemukan tahun 1990, sesungguhnya ia telah built-in dalam diri manusia dan sejatinya ia adalah pusat orbit dari kecerdasan lainnya.IQ dikenal pertama kali sebagai kemampuan mengingat, menghafal dan menghitung (numerical). Awalnya konsep ini diperkenalkan oleh Alfred Binney tahun 1905, kemudian dibawa ke Stanford AS tahun 1910 sebagai standar perekrutan tentara AS dalam Perang Dunia I. Perkembangan selanjutnya, IQ menjadi parameter kecerdasan. Menjadi manusia cerdas ala IQ, minimum harus punya skor 100. Di atas 100? Maka potensi ‘sukses’ dianggap sangat besar. Sebaliknya, di bawah 100 kerap ditengarai gagal. Bertahun-tahun kemudian, diketahui dari penelitian tentang prosentase fungsi IQ bagi kesuksesan seseorang, potensi sesungguhnya hanya 10%-20% saja. Survei yang dilakukan oleh EQI (Emotion Quotient Inventory) menginventarisir data orang sukses kelas dunia itu juga mensinyalir adanya ‘gangguan secara emosi’ dalam jiwa orang ber-IQ tinggi, seperti: kesulitan dalam memimpin, canggung dan kurang mampu menempatkan diri. Ketinggian IQ tanpa kecerdasan lainnya, seringkali membuat sang diri terisolasi dari masyarakat, alih-alih membuat sang Ego dominan.
Kecerdasan kedua (EQ) kemudian lahir sebagai tuntutan kekosongan fungsi IQ. Daniel Goleman, penemu Emotional Quotient berpendapat bahwa kecerdasan emosi adalah bentuk kemampuan seseorang memahami diri sendiri, orang lain, lingkungan, serta kemampuan mengambil keputusan tepat dengan cara tepat, dan dalam waktu yang juga tepat.
Kenyataannya kemudian, IQ dan EQ saja masih kurang. Bagaimana jika seorang mafia memiliki IQ dan EQ tinggi? Ia (tentu saja) mampu mempengaruhi lingkungan; memikat hati dengan ucapan; peka mencari peluang; dan otak cemerlang, tapi tunggu dulu… semua kecakapan tersebut digunakannya untuk mencapai ambisi pribadi/golongan, bila perlu dengan cara-cara negatif yang tidak berperikemanusiaan
Terakhir, tahun 1990-an lahir kesadaran baru yaitu nilai-nilai spiritual (SQ). Sesungguhnya kecerdasan ini tidaklah terlalu baru, ia telah built-in dalam diri manusia. SQ pula yang menjawab kegelisahan Victor E Frankl yang mengatakan…”People have enough to live, but nothing to live for; They have the means, but no meaning…”
Akhirnya, syarat utama agar manusia mampu mengelola kehidupannya, ia butuh 3 kecerdasan sekaligus yaitu IQ, EQ dan SQ. IQ pada tataran “what I think” (apa yang saya pikirkan); EQ pada “what I feel” (apa yang saya rasakan); SQ pada tataran “who am I” (siapa saya), yang sekali lagi, selama ini ketiga kecerdasan tersebut berjalan terpisah. Contoh: ber-IQ tinggi namun kering nilai-nilai mulia; atau memiliki spiritual (SQ) tinggi, namun kalah dalam percaturan ekonomi/pekerjaan. Maka kemudian disimpulkan bahwa pencapaian kualitas manusia ideal yang proporsional adalah manusia unggul yang cerdas secara intelektual, emosi serta spiritual. Atas dasar inilah maka lahir apa yang dinamakan ESQ.
Mengapa harus konsep 165? Piranti spiritual (SQ) adalah titik sentral yang harus diletakkan sebagai pusat kekuatan gravitasi. Angka 1(satu) adalah cermin “kemaha-tunggalan” dan “kedigdayaan” sumber gravitasi semesta yang menarik dan menjadi orbit prinsip dan gerak yang lain. Dan sumber gravitasi itu hanya dimiliki oleh Sang Pencipta Semesta Alam, Tuhan Yang Esa, yang dilambangkan dengan angka 1 (satu)
Kecerdasan Emosi (EQ) dilambangkan dengan 6 tonggak prinsip. Antara lain: (1) Komitmen Spiritual, yang dilambangkan dengan Star Principle; (2) Integritas, yang dilambangkan dengan Angel Principle ; (3) Kepemimpinan, yang dilambangkan dengan Leadership Principle; (4) Pembelajaran, yang dilambangkan dengan Learning Principle; (5) Visioner, yang dilambangkan dengan Vision Principle (6) Ketahanan Mental, yang dilambangkan dengan Well Organized Principle.
Lalu bagaimana dengan dimensi fisik (IQ)? Menurut konsep The ESQ Way 165, Intellectual Inteligence digerakkan oleh 5 gerigi kekuatan langkah. (1) Misi dan Visi (Mission Statement) (2) Pembentukan dan Pengasahan Karakter (Character Building); (3) Pengendalian Diri (Self Controlling); (4) Memberdayakan Potensi Diri ke luar (Strategic Collaboration); (5) Langkah Nyata (Total Action)
Sejatinya, ESQ 165 adalah wujud tatanan bertingkat: SQ sebagai pusat gravitasi dengan lambang 1 (satu), yang menarik 6 (enam) prinsip pembentukan EQ dalam orbitnya; serta fisik/intelektual (IQ) yang melakukan gerakan mengitari keduanya (EQ dan SQ) yang dilambangkan dengan angka 5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hubungi Kami via E-mail


Nama
Alamat e-mail
Subject
Message
Image Verification
Please enter the text from the image
[ Refresh Image ] [ What's This? ]

 

blogger templates | Dokter PC in Jayapura