SELAMAT DATANG DI FKA ESQ PAPUA " Sekretariat : Jl. Drs.Krisno No. 4 Angkasapura - Jayapura Telp. 0967-522999 Fax. 0967-521058 Telp / Fax :0967-534941, 550661"

Senin, 11 Oktober 2010

Keajaiban Sedekah

Rata Penuh
(Ust. Yusuf Mansyur)

Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dan sedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Wuh, inilah sekian fadilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.

Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang kita banyak betul dosanya. Dosa-dosa kita mengakibatkan kehidupan kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah. Kesalahan-kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita buat sendiri. Hidup kita pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuan-Nya, menawarkan kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada siapa yang mau bersedekah. Kepada yang mau membantu orang lain. kepada yang mau peduli dan berbagi.

Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta kita memperhatikan jika ingin diperhatikan.

Insya Allah, hari demi hari, saya akan menulis tentang sedekah, dan segala apa yang terkait dengan sedekah. Di website ini. Saudara yang melihat, Saudara yang membaca, Saudara yang bisa memetik hikmahnya, saya mempersilahkan membagi kepada sebanyak-banyaknya keluarga, kawan dan sahabat Saudara.

Barangkali ada kebaikan bersama yang bisa diambil. Di website ini pula, Saudara akan bisa mengambil petikan hadits hari per hari dan ayat hari per hari, yang berkaitan dengan sedekah dan amaliyah terkait, dengan pembahasan singkatnya.

Di pembahasan-pembahasan tentang sedekah, saya akan banyak mendorong diri saya dan saudara, untuk melakukan sedekah, dengan mengemukakan fadilah-fadilah/keutamaannya. Insya Allah pembahasan akan sampai kepada Ihsan, Mahabbah, Ikhlas dan Ridha Allah. Apa yang tertulis, adalah untuk memotivasi supaya tumbuh keringanan dalam berbagi, kemauan dalam bersedekah. Sebab biar bagaimanapun, manusia adalah pedagang. Ia perlu dimotivasi untuk melakukan sebuah amal. Kepada Allah juga semuanya berpulang.

Akhirnya, mintalah doa kepada Allah, agar Allah terus menerus membukakan pintu ilmu, hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai kepada derajat "mukhlishiina lahuddien", derajat orang-orang yang mengikhlaskan diri kepada Allah.


Matematika Dasar Sedekah

Apa yang kita lihat dari matematika di bawah ini?

10 – 1 = 19

Pertambahan ya? Bukan pengurangan?
Kenapa matematikanya begitu?
Matematika pengurangan darimana?
Koq ketika dikurangi, hasilnya malah lebih besar?

Kenapa bukan 10-1 = 9?

Inilah kiranya matematika sedekah. Dimana ketika kita memberi dari apa yang kita punya, Allah justru akan mengembalikan lebih banyak lagi. Matematika sedekah di atas, matematika sederhana yang diambil dari QS. 6: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik.

Jadi, ketika kita punya 10, lalu kita sedekahkan 1 di antara yang sepuluh itu, maka hasil akhirnya, bukan 9. Melainkan 19. Sebab yang satu yang kita keluarkan, dikembalikan Allah sepuluh kali lipat.

Hasil akhir, atau jumlah akhir, bagi mereka yang mau bersedekah, tentu akan lebih banyak lagi, tergantung Kehendak Allah. Sebab Allah juga menjanjikan balasan berkali-kali lipat lebih dari sekedar sepuluh kali lipat. Dalam QS. 2: 261, Allah menjanjikan 700x lipat.

Tinggallah kita yang kemudian membuka mata, bahwa pengembalian Allah itu bentuknya apa? Bukalah mata hati, dan kembangkan ke-husnudzdzanan, atau positif thinking ke Allah. Bahwa Allah pasti membalas dengan balasan yang pas buat kita.


Memberi Lebih Banyak, Menuai Lebih Banyak

Kita sudah belajar matematika dasar sedekah, dimana setiap kita bersedekah Allah menjanjikan minimal pengembalian sepuluh kali lipat (walaupun ada di ayat lain yg Allah menyatakan akan membayar 2x lipat). Atas dasar ini pula, kita coba bermain-main dengan matematika sedekah yang mengagumkan. Bahwa semakin banyak kita bersedekah, ternyata betul Allah akan semakin banyak juga memberikan gantinya, memberikan pengambalian dari-Nya.

Coba lihat ilustrasi matematika berikut ini:

Pada pembahasan yang lalu, kita belajar:

10 - 1 = 19

Maka, ketemulah ilustrasi matematika ini:

10 - 2= 28
10 - 3= 37
10 - 4= 46
10 - 5= 55
10 - 6= 64
10 - 7= 73
10 - 8= 82
10 - 9= 91
10 - 10= 100

Menarik bukan? Lihat hasil akhirnya? Semakin banyak dan semakin banyak. Sekali lagi, semakin banyak bersedekah, semakin banyak penggantian dari Allah.

Mudah-mudahan Allah senantiasa memudahkan kita untuk bersedekah, meringankan langkah untuk bersedekah, dan membuat balasan Allah tidak terhalang sebab dosa dan kesalahan kita.

Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dan sedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Wuh, inilah sekian fadilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.

Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang kita banyak betul dosanya. Dosa-dosa kita mengakibatkan kehidupan kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah. Kesalahan-kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita buat sendiri. Hidup kita pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuan-Nya, menawarkan kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada siapa yang mau bersedekah. Kepada yang mau membantu orang lain. kepada yang mau peduli dan berbagi.

Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta kita memperhatikan jika ingin diperhatikan.

Insya Allah, hari demi hari, saya akan menulis tentang sedekah, dan segala apa yang terkait dengan sedekah. Di website ini. Saudara yang melihat, Saudara yang membaca, Saudara yang bisa memetik hikmahnya, saya mempersilahkan membagi kepada sebanyak-banyaknya keluarga, kawan dan sahabat Saudara.

Barangkali ada kebaikan bersama yang bisa diambil. Di website ini pula, Saudara akan bisa mengambil petikan hadits hari per hari dan ayat hari per hari, yang berkaitan dengan sedekah dan amaliyah terkait, dengan pembahasan singkatnya.

Di pembahasan-pembahasan tentang sedekah, saya akan banyak mendorong diri saya dan saudara, untuk melakukan sedekah, dengan mengemukakan fadilah-fadilah/keutamaannya. Insya Allah pembahasan akan sampai kepada Ihsan, Mahabbah, Ikhlas dan Ridha Allah. Apa yang tertulis, adalah untuk memotivasi supaya tumbuh keringanan dalam berbagi, kemauan dalam bersedekah. Sebab biar bagaimanapun, manusia adalah pedagang. Ia perlu dimotivasi untuk melakukan sebuah amal.

Kepada Allah juga semuanya berpulang.
Akhirnya, mintalah doa kepada Allah, agar Allah terus menerus membukakan pintu ilmu, hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai kepada derajat "mukhlishiina lahuddien", derajat orang-orang yang mengikhlaskan diri kepada Allah.


2.5 % Tidaklah Cukup

Saudaraku, barangkali sekarang ini zamannya minimalis. Sehingga ke sedekah juga hitung-hitungannya jadi minimalis. Angka yang biasa diangkat, 2,5%. Kita akan coba ilustrasikan, dengan perkalian sepuluh kali lipat, bahwa sedekah minimalis itu tidak punya pengaruh yang signifikan.

Contoh berikut ini, adalah contoh seorang karyawan yang punya gaji 1jt. Dia punya pengeluaran rutin sebesar 2jt. Kemudian dia bersedekah 2,5% dari penghasilan yang 1jt itu. Maka kita dapat perhitungannya sebagai berikut:

Sedekah: Sebesar 2,5%

2,5% dari 1.000.000 = 25.000
Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 – 25.000 = 975.000

Tapi kita belajar, bahwa 975.000 bukan hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau sebesar 250.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:

975.000 + 250.000 = 1.225.000

Lihat, "hasil akhir" dari perhitungan sedekah 2,5% dari 1jt, "hanya" jadi Rp. 1.225.000,-. Masih jauh dari pengeluaran dia yang sebesar Rp. 2jt. Boleh dibilang secara bercanda, bahwa jika dia sedekahnya "hanya" 2,5%, dia masih akan keringetan untuk mencari sisa 775.000 untuk menutupi kebutuhannya.

Coba Jajal Sedekah 10 %

Saudara sudah belajar, bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Ketika diterapkan dalam kasus seorang karyawan yang memiliki gaji 1jt dan pengeluarannya 2jt, maka dia hanya mendapatkan pertambahan 250rb, yang merupakan perkalian sedekah 2,5% dari 1jt, dikalikan sepuluh.

Sehingga "skor" akhir, pendapatan dia hanya berubah menjadi Rp. 1.225.000. Masih cukup jauh dari kebutuhan dia yang 2jt.
Sekarang kita coba terapkan ilustrasi berbeda. Ilustrasi sedekah 10%.

Sedekah: Sebesar 10%

10% dari 1.000.000 = 100.000
Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 – 100.000 = 900.000

Kita lihat, memang kurangnya semakin banyak, dibandingkan dengan kita bersedekah 2,5%. Tapi kita belajar, bahwa 900.000 itu bukanlah hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau dikembalikan sebesar 1.000.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:
900.000 + 1.000.000 = 1.900.000

Dengan perhitungan ini, dia "berhasil" mengubah penghasilannya, menjadi mendekati angka pengeluaran yang 2jt nya. Dia cukup butuh 100rb tambahan lagi, yang barangkali Allah yang akan menggenapkan.


2.5 % Itu Cukup, Kalau ...

Setiap perbuatan, pasti ada balasannya. Dan satu hal yang saya kagumi dari matematika Allah, bahwa Spiritual Values, ternyatab selalu punya keterkaitan dengan Economic Values. Kita akan bahas pelan-pelan sisi ini, sampe kepada pemahaman yang mengagumkan tentang kebenaran janji Allah tentang perbuatan baik dan perbuatan buruk.

Kita sedang membicarakan bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Mestinya, begitu saya ajukan dalam tulisan terdahulu, sedekah kita, haruslah minimal 10%. Dengan bersedekah 10%, insya Allah kebutuhan-kebutuhan kita, yang memang kita hidup di dunia pasti punya kebutuhan, akan tercukupi.

Dari ilustrasi di dua tulisan terdahulu, saya memaparkan bahwa ketika seorang karyawan bersedekah 2,5% dari gajinya yang 1jt, maka "pertambahannya" menjadi Rp. 1.225.000. Yakni didapat dari Rp. 975.000, sebagai uang tercatat setelah dipotong sedekah, ditambah dengan pengembalian sepuluh kali lipat dari Allah dari 2,5% nya. Bila sedekah 2,5% ini yang dia tempuh, sedangkan dia punya pengeluaran 2jt, maka kekurangannya teramat jauh. Dia masih butuh Rp. 775.000,-. Maka kemudian saya mengajukan agar kita bersedekah jangan 2,5%, tapi lebihkan. Misalnya 10%.

Saudaraku, ada pernyataan menarik dari guru-guru sedekah, bahwa katanya, sedekah kita yang 2,5% itu sebenarnya tetap akan mencukupi kebutuhan-kebutuhan kita, di dunia ini, maupun kebutuhan yang lebih hebat lagi di akhirat, kalau kita bagus dalam amaliyah lain selain sedekah. Misalnya, bagus dalam mengerjakan shalat. Shalat dilakukan selalu berjamaah. Shalat dilakukan dengan menambah sunnah-sunnahnya; qabliyah ba'diyah, hajat, dhuha, tahajjud. Bagus juga dalam hubungan dengan orang tua, dengan keluarga, dengan tetangga, dengan kawan sekerja, kawan usaha. Terus, kita punya maksiat sedikit, keburukan sedikit. Bila ini yang terjadi, maka insya Allah, cukuplah kita akan segala hajat kita. Allah akan menambah poin demi poin dari apa yang kita lakukan.

Hanya sayangnya, kita-kita ini justru orang yang sedikit beramal, dan banyak maksiatnya. Jadilah kita orang-orang yang merugi. Skor akhir yang sebenernya sudah bertambah, dengan sedekah 2,5% itu, malah harus melorot, harus tekor, sebab kita tidak menjaga diri. Perbuatan buruk kita, memakan perbuatan baik kita.
Tambahi terus amaliyah kita, dan kurangi terus maksiat kita.


sumber : www.wisatahati.com

Tips menjadi kaya dan memperoleh keberkahan

Diceritakan, ketika Nabi Ayub AS sedang mandi tiba-tiba Allah SWT mendatangkan seekor belalang emas dan hinggap di lengannya. Baginda menepis-nepis lengan bajunya agar belalang jatuh. Lantas Allah SWT berfirman, ''Bukankah Aku lakukan begitu supaya kamu menjadi lebih kaya?'' Nabi Ayub AS menjawab, ''Ya benar, wahai Sang Pencipta! Demi keagungan-Mu apalah makna kekayaan tanpa keberkahan-Mu.''



Kisah di atas menegaskan betapa pentingnya keberkahan dalam rezeki yang dikurniakan oleh Allah SWT. Kekayaan tidak akan membawa arti tanpa ada keberkahan. Dengan adanya keberkahan, harta dan rezeki yang sedikit akan bisa terasakan mencukupi. Sebaliknya, tanpa keberkahan rezeki yang meskipun banyak akan terasakan sempit dan menyusahkan.

Agar rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita menjadi berkah, Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak sedekah. Kata Rasulullah SAW, ''Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah.'' Dalam hadis lain, Rasulullah SAW menjelaskan, ''Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada manusia di bumi. Yang satu menyeru, 'Ya Tuhanku, karuniakanlah ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kerena Allah'. Yang satu lagi menyeru, 'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya'.''

Sedekah walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah SWT. Orang yang bakhil dan kikir dengan tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi di dunia dan akhirat karena tidak ada keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah adalah untuk kepentingan dirinya. Sebab, menginfakkan (belanjakan) harta akan memperoleh berkah, dan sebaliknya menahannya adalah celaka.

Sedekah memiliki beberapa keutamaan bagi orang yang mengamalkannya. Pertama, mengundang datangnya rezeki. Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat Alquran bahwa Dia akan membalas setiap kebaikan hamba-hamba-Nya dengan 10 kebaikan. Bahkan, di ayat yang lain dinyatakan 700 kebaikan. Khalifah Ali bin Abi Thalib menyatakan, ''Pancinglah rezeki dengan sedekah.'' Kedua, sedekah dapat menolak bala. Rasulullah SAW bersabda, ''Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah bisa mendahului sedekah.''

Ketiga, sedekah dapat menyembuhkan penyakit. Rasulullah SAW menganjurkan, ''Obatilah penyakitmu dengan sedekah.'' Keempat, sedekah dapat menunda kematian dan memperpanjang umur. Kata Rasulullah SAW, ''Perbanyaklah sedekah. Sebab, sedekah bisa memanjangkan umur.''

Mengapa semua itu bisa terjadi? Sebab, Allah SWT mencintai orang-orang yang bersedekah. Kalau Allah SWT sudah mencintai seorang hambanya, maka tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan, tidak ada permintaan dan doa yang Allah tidak kabulkan, serta tidak ada dosa yang Allah tidak ampuni, dan hamba tersebut akan meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah (baik).

Kekuatan dan kekuasaan Allah jauh lebih besar dari persoalan yang dihadapi manusia. Lalu, kalau manfaat sedekah begitu dahsyatnya, masihkah kita belum juga tergerak untuk mencintai sedekah? Wallahu a'lam bis-shawab.

Republika : Selasa, 27 Desember 2005

Sabtu, 09 Oktober 2010

Smadav 2010 Rev 8.3 Membersihlan Varian Virus Shortcut

Bagi Anda yang komputernya terjangkiti beragam varian virus shortcut maka dapat mencoba membersihkan dengan versi terbaru Smadav yaitu Smadav 2010 Rev 8.3. Fitur versi ini adalah menambahkan database 40 virus baru serta pembersihan semua varian virus shortcut.



Fitur Selengkapnya:
• Penambahan database 40 virus baru
• Penambahan teknik heuristik untuk varian virus shortcut
• Perbaikan tampilan bahasa pada form Smadav
• Penambahan file MSVBVM60.dll pada instalasi Smadav
• Penambahan metode SuperKill untuk melakukan mematikan process virus yang gagal dengan cara biasa.
• Penambahan fitur scan hidden bukan hanya pada flash disk tapi juga harddisk (selain drive system)
• Penambahan fitur rekomendasi full scan flash disk ketika terdeteksi virus
• Penambahan fitur explore lewat form confirmation ketika flashdisk dicolok
• Smadav Pro yang di-blacklist akan berwarna hitam

download SMADAV 8.3

Keindahan Suara Hati

Adakah yang lebih bening dari suara hati, Kala ia menegur kita tanpa suara. Adakah yang lebih jujur dari nurani, Saat ia menyadarkan kita tanpa kata2.

Adakah yang lebih tajam dari mata hati, Ketika ia menghentak kita dari beragam kesalahan dan alpa. Ya, sebenarnya saat yang paling indah dari seluruh putaran kehidupan ini adalah saat kita mampu secara jujur dan tulus mendengar suara hati.

Selasa, 05 Oktober 2010

Lintasan Hati

Salam persaudaraan,

"Ada segumpal daging didalam diri, bila daging itu jelek, maka jelek pulalah seluruh diri kita, jika segumpal daging itu baik, baik pulalah seluruh diri kita, itulah qolbu/hati"

"Allah tidak melihat wajahmu, tidak melihat hartamu, tetapi yang dilihat adalah hatimu"

Titik sentral pada diri manusia adalah hatinya masing-masing. Bukan dalam pengertian hati (lever) seperti dalam pemahaman kedokteran, dan juga bukan dalam arti jantung (sebagai istilah ilmiah bagi qolbun)...

Melainkan qolbu, atau hati/jantung dalam istilah maknawi atau kias...

Satu waktu ketika lukman al hakim yang bijaksana menyamar menjadi seorang budak, maka dia diperintahkan untuk memotong sapi beberapa ekor, dan setelah itu ia diperintah oleh majikannya,"potongkan aku daging sapi yang paling baik ..."
Ia potong jantungnya dan diberikan kepada majikannya...
Kemudian majikannya memerintahkan kembali,"potong daging sapi yang paling jelek!", sekali lagi ia kembali dan memotong jantung sapi lagi
Majikan yang heran kemudian bertanya,"Mengapa aku suruh kamu memotong daging yang paling baik, kamu potongkan aku jantungnya dan ketika aku minta daging yang paling jelek kamu potongkan jantung sapi lagi?"
Lukman berkata,"Tuanku, sesungguhnya perlambang bagi manusia, jika jantung maknawinya baik, maka baik pula seluruh dirinya dan jika jantung maknawinya jelek, jelek pula seluruh dirinya"

Seorang peneliti pernah menyelidiki, jantung manusia yang jahat dengan jantung manusia yang baik, tidak ada bedanya secara phisik..sebab memang bukanlah baik jantungnya secara fisik yang menjadi tolok ukurnya...

Di dalam hati manusia, Imam Ghozali pernah menjelaskan bahwa ada yang disebut Khotir, atau lintasa hati. Sebab jamak, maka disebut khowatir (khawatir bhs Indonesia), lintasan-lintasan hati.

Disederhanakan oleh Imam Ghozali bahwa lintasan hati itu ada 4 macam :
1. Lintasan hati yang berasal dari Allah
2. Lintasan hati yang berasal dari Malaikat
3. Lintasan hati yang berasal dari hawa atau keinginan jasmani dan
4. Lintasan hati yang berasal dari Iblis..

Manakah diantara lintasan-lintasan itu yang sering mendorong hati kita untuk berbuat sesuatu?
apakah lintasan yang positif ? (dari Allah atau Malaikat ?)
dan apakah lintasan yang negatif (dari hawa atau iblis) yang mendorong hati kita untuk berbuat sesuatu?

Bagian yang tidak mudah, keahlian yang tidak mudah yang sekarang ini jarang sekali orang bisa memilah-milah lintasan2 hatinya...
Tampaknya Baik belum tentu sumbernya lintasan hati itu dari Allah, dan tampaknya buruk belum tentu sumber lintasan itu dari Iblis...
"Mungkin yang menurut kamu baik, belum tentu baik bagi Allah dan yang menurutmu tidak baik, mungkin itu baik menurut Allah"

AKAL adalah alat dari pada hati...letaknya BUKAN di OTAK...AKAL ada di dalam hati, tetapi ALAT yang dipakai sebagai sarana memang adalah otak.

Seorang doktor psikolog PHD, telah melakukan penelitiannya selama 30 tahun, dan ia menangani pasien seorang yang mengalami kecelakaan, separo dari otaknya hancur/rusak. Ketika si pasien sembuh dengan keadaan separo otaknya hancur, ternyata kecerdasannya tidak berubah, dan ia kemudian menyimpulkan bahwa "Ada hubungan antara hati/jantung maknawi dengan akal pikir"

Bukan lagi ada hubungan,melainkan memang lah akal itu adalah alat daripada hati.
Di dalam hati ini ada 3 anugrah besar yang diberikan oleh Allah sebagai sarana untuk hidup, yaitu Pikir, Kemauan dan Rasa...
Ahli Pikir maka menjadilah dia ilmuwan seperti hawking, einsten, marie Currie,dll.
Ahli kemauan yakni kemauan yang kuat akan menjadi tokoh dengan ambisinya, seperti hitler, sukarno, mussolini, mc artur,dll.
Dan ahli rasa akan menjadi tokoh2 yang ahli didalam masalah olah rasa, seperti ahli spiritual, ahli seni,dll.

Hanya para Nabi lah yang memiliki ketiga hal itu secara kuat, pikir. kemauan dan karsa

(demikian dalam bahasa yang berbeda disampaikan oleh hamka)

nah, aqli atau akal itu artinya adalah ikatan, yang mengikat ketiga hal tersebt yakni pikir, kemauan dan rasa..
pengikatnya atau aqlinya adalah agama. Jadi sebab itulah agama hanya berlaku bagi orang2 yang berakal. Berakal pikir, berakal kemauan dan berakal rasa.
Tidak terkena hukum agama bagi orang2 yang tidak berakal.

Setelah dari dorongan hati, akal tergerak, maka yang awal dipakailah sarana otak sebelah kanan, yang berbicara tentang intuitif, firasat, imajinasi, dll, dan setelah menggunakan otak sebelah kanan, mulailah diproses/digunakan otak sebelah kiri, yang runtut, ilmiah, logis, urut, dll.
Demikianlah yang terjadi dikala seorang anak belum akil baligh, dorongan hati dan penggunaan otak kanan yang dominan. Sedangkan setelah terkena pendidikan ilmiah, maka mulailah pelatihan terhadap otak sebelah kiri dilakukan. Bertahun-tahun kemudian, setelah penggunaan otak kiri yang dominan, maka fungsi otak kanan mulai jarang dipakai..sehingga "suara hati" semakin tertutup oleh pemikiran2 yang logis dan ilmiah..

Ada yang luput dari perhatian orang banyak, mengapakah bacaan quran itu dari kanan ke kiri? dan tidak dari kiri ke kanan seperti umumnya yang sekarang ini kita baca huruf latin?
Mungkin Jepang sudah menyadari akan hal ini dan sekarang komik2 Jepang sudah dibuat dengan cara membaca dari kanan ke kiri...
Sayang orang Islam sendiri sedikit yang tahu...

Bacaan dari kanan ke kiri, secara tidak sadar maka kita melatih penggunaan otak kanan terlebih dahulu dengan kemudian baru menggunakan otak sebelah kiri.

Anda tahu apa pengaruhnya?
Ketika kita terbiasa menggunakan otak sebelah kiri, yang ilmiah, yang runtut yang logis, dll, maka cara berpikir leterlijk sudah kita tanamkan pada diri kita. Pengaruh-perngaruh dari sumberan luar yang melalui panca indera akan besar pengaruhnya pada diri kita.
Sumberan dari penglihatan yang kemudian di proses di otak kiri, akan membentuk networking neuron-neuron yang ada di otak...yang semakin lama semakin kuat dan semakin menguat..
Sumberan dari telinga, bisikan-bisikan kemudian akan di proses di otak kiri dan membentuk jembatan yang kuat antara neuron-neuron yang semakin lama semakin menguat dan semakin menguat...
Dan dari sanalah, dengan semakin menguatkan jaringan2 antara neuron2 di dalam otak, karena kita terbiasa, maka kita akan menganggap itu sebagai sebuah kebenaran.
Padahal itu hanyalah kebenaran yang semua disebabkan karena kita sudah familiar saja dengan sesuatu tersebut. Hanya karena kita sudah terbiasa dengan pemahaman tersebut.
Kebiasaan-kebiasaan, jawaban-jawaban, pemahaman-pemahaman, pengertian-pengertian yang sudah kita biasakan dan membentuk jaringan di dalam otak kita itu, maka akan kita anggap sebagai sebuah kebenaran. yang semakin lama semakin lama akan membentuk keyakinan di dalam diri kita dan kalau sudah mengkristal, maka keyakinan kita itu tidak berobah di sebabkan karena hal yang sudah terbiasa kita dapatkan di dalam pemahaman otak.

Coba renungi, apa yang dikatakan oleh menteri penerangan jerman di PD II."Kebenaran adalah 62.000 x kebohongan."

Bagaimana kita akan mendapatkan kebenaran yang hakiki jika kita hanya berdasar kepada apa yang ada di akal pikir kita yang itu bersumber dari informasi-informasi dari luar saja:?

informasi, pengetahuan, keilmuan, pemahaman apalah itu yang sumbernya dari luar, atau dari pancaindera, itulah yang membentuk "Fram of Reference" dan pengalaman2 yang sudah kita alami selama kita hidup, dan itu akan diingat dalam memori, membentuk jaringan tersendiri yang menyambungkan neuron2 juga didalam otak kita, itulah yang menimbulkan "Field of Experience" dan menurut umum, sebagaimana disebutkan oleh Water Lippman, itulah yang menimbulkan "Picture in Our head"

tetapi jangan dilupakan bahwa peneliti barat yang masih berkutat dipenyelidikan tentang otak tidak memahami, siapakah yang melakukan fungsi kontrol terhadap otak..
Pertanyaan ini masih menjadi awan gelap bagi mereka,
apakah yang mengontrol kerja otak ada di dalam otak juga?
sudah diketahui memang bahwa yang mengontrol kerja fisik adalah otak, tetapi siapakah yang mengontrol otak? siapakah atau bagian manakah yang menjadi trigger bagi otak ?

Itu tergantung kepada lintasan-lintasan hati...
Pabila hati dikuasai oleh Allah atau malaikatNya, sederhanakan dikuasai oleh hal yang baik, maka jalan otak didalam menelusuri jembatan neuronnya akan mengarah kepada hal yang baik...
dan jika hati dikuasai oleh dorongan hawa nafsu atau dikuasai oleh iblis, maka jalan otak akan menelusuri jembatan neuron yang negatif juga, mengarah kepada hal yang jelek...

Masihkah kita sulit memahami bahwa benar apa yang disampaikan oleh Muhammad,"jika segumpal daging itu jelek, maka jelek pula seluruh dirinya dan jika segumpal daging itu jelek, maka jelek pula seluruh dirinya?"

Sayang, cara berpikir dengan menggunakan otak kiri, dengan diperkuat dengan pembacaan dari kiri ke kanan, sudah sedemikian kuat sehingga telah menjadi imam di dalam otak kita....sehingga sulitlah kita lepas dari "picture in our head" yang disebabkan karena "frame of reference" dan "field of experience" yang kita dapatkan dari sumber2 luar melalui pancaindra..dan ini mayoritas telah terjadi pada diri manusia...
Ditambah dengan hati kita yang tidak pernah dibersihkan dari lintasan-lintasan hati yang berasal dari nafsu, dan tidak pernah dibersihkan dari lintasan2 hati yang berasal dari iblis...
Lalu, bagaimanakah kita akan mendapatkan kebenaran yang sejati ?

Aturan, koridor, hukum2, syariat, norma diperlukan adanya untuk mengikat, mengatur, menjaga akal pikir dari pembentukan jaringan neuron yang negatif.
Aturan, koridor dan hukum, syariat, norma diperlukan untuk Pembentukan "Field of Experience" yang benar, dan pembentukan Frame of reference" yang sesuai sehingga terbentuklah "Picture in Our head" yang sesuai dengan kebenaran yang dikehendaki,
Tetapi apa yang terjadi jika hati masih dikuasai oleh lintasan hawa nafsu dan iblis ???

Misalnya akal pikir begitu kuat mengajak berpikir negatif, tetapi hati mengalihkannya untuk berpikir positif, maka akal pikirpun akan sulit berpikir yang negatif..
Tetapi meskipun akal pikir diajak berpikir positif, dibuatlah aturan-aturan yang menakutkan bagi akal pikir, seandainya hati mengajak negatif, tetap saja perbuatan akan negatif..

"Hati adalah Raja, dan AKAL adalah Perdana Menterinya, serta yang lain adalah rakyatnya. Jika Yang Menduduki Singgasana adalah Hawa nafsu, dorongan kepentingan jasmani, materi, maka akan diperintah bagaimanakah perdana mentrinya? akan diperintah bagaimanakah akalnya? dan akan dibawa kemana rakyatnya?.....
Dan ketika Raja yang berkuasa di dalam hati adalah Yang mahay Bijaksana, Maha ROhman Maha ROhim, Maha Suci, dll, maka AKAL perdana mentrinya akan diperintah bagaimanakah? dan rakyat akan dibawa kemana?"

Bagaimana engkau mengatakan kekuasaan ada ditangan rakyat? sementara tetap yang berkuasa adalah sang Raja?

Raja hati bijaksana dan baik yang berkuasa, maka perdana mentri pikiran akan mengikuti dan rakyatpun akan mentaati,
tetapi Raja yang jahat dan menyesatkan yang berkuasa, maka meski perdana mentrinya baik sebab aturannya baik, tetap saja perintah sang Raja yang akan dilaksanakan, dan tampaklah bahwa rakyatnya juga akan mentaati Raja yang jahat dan menyesatkan itu.


Sumber millis surau

Minggu, 03 Oktober 2010

KEGIATAN BASIC TRAINING ESQ PAPUA





Pelatihan ESQ Basic


FKA ESQ Papua telah mengadakan acara Pelatihan ESQ Basic selama 2 hari sejak tanggal 2 - 3 Oktober 2010 yang bertempat di Aula Balai Pelatihan PU Provinsi Papua yang dikuti oleh sekitar 100 peserta. Dengan Trainer langsung dari jakarta.

Hubungi Kami via E-mail


Nama
Alamat e-mail
Subject
Message
Image Verification
Please enter the text from the image
[ Refresh Image ] [ What's This? ]

 

blogger templates | Dokter PC in Jayapura