SELAMAT DATANG DI FKA ESQ PAPUA " Sekretariat : Jl. Drs.Krisno No. 4 Angkasapura - Jayapura Telp. 0967-522999 Fax. 0967-521058 Telp / Fax :0967-534941, 550661"

Senin, 19 Januari 2009

Peduli Pangkal Bahagia



Begitu banyak orang yang membenamkan diri dalam kegiatan-kegiatan membantu sesama. Mereka bukan semata-mata mencari kebahagiaan fisik-material, melainkan juga kebahagiaan spiritual yang abadi.
Suatu hari, seorang pegawai Disneyland di Amerika Serikat, berusia 18 tahun, di sela-sela menjalankan tugasnya sebagai penjual popcorn, mengamati dua perempuan paruh baya tengah bergantian memotret di depan kastil. Ia lalu menghampiri kedua perempuan itu dan menawarkan bantuan untuk memotret mereka berdua. Tawaran itu pun disambut dengan senang hati. Setelah kedua perempuan itu mengucapkan terimakasih, ia kembali asyik dengan pekerjaannya.
Tiga bulan kemudian, salah satu dari dua perempuan itu menulis surat ke manajemen Disneyland. Isinya: ”Beberapa bulan lalu, saya bersama saudara saya pergi ke Disneyland. Saat di sana seorang penjual popcorn, entah siapa namanya, membantu kami berfoto bersama di depan kastil. Silakan lihat cetakan foto terlampir. Apa yang tak diketahui penjual popcorn itu adalah bahwa saya dan saudara saya saat itu sudah 20 tahun tidak saling bicara.
Ketika saya tahu dia menjalani perawatan karena kanker, kami janjian datang ke tempat rekreasi Anda dan menghabiskan waktu bersama. Foto yang Anda lihat itu adalah satu-satunya foto kami yang dibuat dalam waktu sekitar 20 tahun. Saya sungguh berterimakasih kepada penjual popcorn yang memfoto kami. Saya sangat berutang budi atas kenangan terakhir ini.”
Kisah di atas menunjukkan betapa bantuan yang sederhana pun bisa menghadirkan kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Tentu, bukan hanya buat penerima, tapi juga si pemberi. Ada rasa bahagia, puas, haru yang tak akan terlupakan. Maka, berbahagialah mereka yang selalu sigap mengulurkan kepedulian pada sesama.
Itu sebabnya, begitu banyak di sekeliling kita orang yang membenamkan diri dalam kegiatan-kegiatan membantu sesama. Mereka bukan semata-mata mencari kebahagiaan fisik-material, melainkan juga kebahagiaan spiritual yang abadi.
Mereka kian rapi berhimpun, seperti dalam lembaga swadaya masyarakat, agar langkah peduli mereka menjadi efektif. Sebutlah, misalnya, KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan). Sesuai dengan namanya, lembaga ini khusus menangani kasus-kasus orang hilang dan korban aksi kekerasan.
KontraS berusaha membongkar selubung yang kerap menyelimuti praktik kekerasan dan pelanggaran hak-hak asasi manusia. Tak jarang, upayanya berhadapan dengan hambatan berat, bahkan ancaman kekerasan pula. Namun, demi sebuah misi yang mulia, ancaman tak menyurutkan langkah KontraS. “Kami berada di jalur yang benar, yaitu memperjuangkan peradaban baru tanpa kekerasan,” kata Usman Hamid, Koordinator KontraS.
Banyak masyarakat memercayakan kasusnya ditangani oleh KontraS, seperti kasus Trisakti, Semanggi I dan II, Tanjung Priok, Talangsari dan lain-lain. Melalui kerja-kerja nyata dan tak mengenal lelah. KontraS akan tetap konsisten memperjuangkan hak-hak asasi manusia dan kepentingan masyarakat sipil.
Adapun Yayasan Syamsi Dhuha yang dimotori oleh Dian Syarief, mengkhususkan diri peduli kepada kaum Odapus, sebutan bagi penderita lupus. Dian sendiri adalah pengidap lupus. Perjuangannya untuk bangkit melawan penyakit yang diderita, membawanya untuk terus berbagi pada sesama Odapus.
Berperan sebagai relawan merangkap konsultan dan fasilitator, dilakoni Dian Syarief. Yayasan yang didirikan bersama suaminya, Eko P. Pratomo, pernah menyampaikan presentasi pada perhelatan lupus terbesar di dunia, ”The 8th International Congress of Lupus” di Shanghai China, Mei 2007.
Selain Lupus, AIDS juga salah satu penyakit mematikan di Indonesia. Saat kabar penyakit AIDS mulai terdengar sekitar 1985-1986, Baby Jim Aditya terpanggil untuk mengetahui lebih jauh. Pengabdiannya terhadap dunia AIDS tak perlu diragukan lagi. Ia pun mendapat ”Inspiring Woman Award 2007” dari Metro TV.
Banyak lahan lain yang selalu terbuka untuk menyambut kepedulian. ACT (Aksi Cepat Tanggap) memilih untuk memokuskan aktivitasnya pada program penanganan bencana. Syuhelmaidi Syukur, Direktur Operasional ACT mengatakan, ACT bergerak untuk menumbuhkan rasa kepedulian, juga sebagai pelopor aksi kemanusiaan.
Lingkup program ACT tidak hanya untuk negeri ini, melainkan melewati batas wilayah Indonesia. Salah satu programnya, MRI (Masyarakat Relawan Indonesia), merupakan wadah untuk menampung para relawan seluruh Indonesia. Semangat kepedulian yang dimiliki para relawan sangat luar biasa, seperti yang mereka buktikan saat tsunami meluluhlantakkan Nanggroe Aceh Darussalam. “Juga pada penanganan bencana alam di Indonesia lainnya,” kata Syuhelmaidi.
Dalam bentuk lain, Forum Komunikasi Alumni (FKA) ESQ juga giat melaksanakan misi kepedulian untuk turut membangun bangsa melalui program training gratis bagi para guru (Peduli Pendidikan), tenaga paramedis (Peduli Kesehatan), penghuni lembaga pemasarayakatan (Peduli Warga Binaan) dan kaum Dhuafa. Ada juga lembaga yang langsung di bawah ESQ Leadership Center, yaitu UPZ ESQ.
Program Peduli Pendidikan, yang dipelopori Iesje S. Latif dan Lea Irawan, menargetkan training ESQ untuk satu juta guru pada 2020. Hingga tahun 2008, sudah 70.000 guru dari seluruh Indonesia telah mengikuti training cuma-cuma.
FKA ESQ juga berbagi dengan para warga binaan. “Jika keluarganya saja sudah tak mau menjenguk mereka, siapa lagi yang peduli jika bukan kita. Ini semua demi kebaikan bersama,” tutur Nurhasanah, Ustadzah Lapas Wanita Tangerang sekaligus koordinator FKA ESQ wilayah DKI Jakarta untuk Peduli Warga Binaan. Hingga saat ini training peduli warga binaan sudah diselenggarakan di beberapa kota di Indonesia, di antaranya Jakarta, Bogor dan Tangerang.
Simak pula aksi UPZ ESQ berupa penyaluran hewan kurban. Daging kurban yang terkumpul dijadikan korned agar praktis, tahan lama, dan bisa disalurkan ke sasaran yang tepat, seperti daerah bencana dan daerah rawan gizi buruk. Program itu diberi nama “Cara Cerdas Berkurban.”
Dalam waktu dekat, UPZ ESQ akan meluncurkan program Klinik Keliling dan Smart Baby Sitter dalam rangka pemberdayaan perempuan. Di program ini perempuan-perempuan yang tidak sanggup melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau tidak bekerja, diberi pelatihan pengasuhan anak balita. Berbeda dengan baby sitter lain, di sini mereka diberi trainning ESQ, parenting, gizi, dan lainnya.
Apa pun bentuk yang diusung masing-masing lembaga, semua mengerucut pada satu kata: peduli. Kepedulian menunjukkan kepekaan hati dan jiwa yang hidup sehingga ketika melihat saudaranya menderita, terzalimi dan sakit, maka ia akan merasakan apa yang dialami saudaranya. Kemudian, berupaya sekuat tenaga memberikan bantuan yang boleh dilakukan.
Tiada persaudaraan tanpa kepedulian. Dan persaudaraan merupakan bukti dari keimanan seseorang. “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara...” (Al-Hujuraat 10). Kepedulian adalah wujud kedalaman iman kepada Allah swt dan hari akhir, iman seseorang yang sangat mendambakan ridha Allah swt dan kehidupan bahagia di akhirat. KARYATI NIKEN SUGESTI, YANTO MUSTHOFA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hubungi Kami via E-mail


Nama
Alamat e-mail
Subject
Message
Image Verification
Please enter the text from the image
[ Refresh Image ] [ What's This? ]

 

blogger templates | Dokter PC in Jayapura